Kamis, 12 Agustus 2010

Detail Merintis Usaha Pembudidayaan Lobster Air Tawar

Bisnis Plan Lobster Air Tawar
CV. Nirwana Lobster
Pakis, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah-Indonesia
http://lobster-c7.blogspot.com
e-mail: kelompok.kwi.c7@gmail.com
Contact Person: +62856 4211 8796

Bentuk Badan Usaha : CV
Dengan bentuk organisasi Jamak, dimana pucuk pimpinannya ada ditangan beberapa orang sebagai satu kesatuan. Sebutan jabatan yang digunakan Rapat Pemegang Saham.

Job Spesification Masing-masing Jabatan:
1. Marketing/ Pemasaran :
a. Memasarkan bibit lobster, lobster ukuran konsumsi dan indukan
b. Menentukan daerah-daerah pemasaran
c. Mencari pelanggan tetap yang bertanggung jawab
d. Mencari dan mengembangkan / memperluas daerah pemasaran

2. Resourch & Development (R & D) :
a. Mengembangkan bibit unggul
b. Mencari dan mengembangkan pakan unggulan
c. Mengembangkan efektifitas pemeliharaan
d. Membuat petani Plasma
e. Selalu berinovasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit

3. Produksi :
a. Pelaksana dan pemeliharaan seluruh lobster
b. Membudidayakan lobster

4. Finance/ Keuangan :
a. Mengatur jalannya keuangan perusahaan
b. Mengontrol keluar masuknya uang
c. Mencatat setiap pembelian kebutuhan serta hasil penjualan lobster

5. Equipment / Perlengkapan
a. Penyedia dan bertanggung jawab terhadap alat-alat dan kebutuhan pemeliharaan, seperti : lahan dan kolam, air rator, pakan, akuarium, media sembunyi lobster, jaring, tadah hujan/talang air, dsb.

A. Usaha Pembenihan
Asumsi yang digunakan adalah usaha untuk skala besar menggunakan teknik kawin masal asumsi lain nya terkait angka dalam menhitung biaya dan pendapatan usaha pembenihan lobster air tawar sebagai berikut:
1. Lama pengusahaan 1 tahun dengan 4 kali panen.
2. Tenaga kerja 1 orang di datangkan dari daerah.
3. Harga beli indukan Rp.750.000 per set yang terdiri dari 5 betina dan 3 jantan.
4. Tingkat kematian benih 15%.
5. Harga jual benih berumur 2 bulan ukuran 5 cm ditingkat pengepul Rp.1200 per ekor.
6. Biaya investasi berupa pinjaman dari bank dengan bunga 18%.
  • Biaya Investasi
1. Indukan 10 set @ Rp.750.000 Rp 7.500.000
2. Aerator Rp 1.000.000
3. Pipa dan selang untuk aerator Rp 100.000
4. Pipa paralon ukuran 2 inci dengan
panjang 20 cm sebanyak 80 buah Rp 160.000
5. Pembuatan bak (2x4x0.7 meter) 12 buah @ Rp.1.500.000 Rp 18.000.000
6. Perlengkapan lain Rp 300.000
Total Rp 27.060.000

 Biaya Operasional
1. Pakan selama 1 tahun Rp 2.000.000
2. Listrik selama 1 tahun Rp 1.500.000
3. Bunga bank 18% dari total biaya investasi Rp 2.691.000
4. Gaji karyawan Rp 10.800.000
Total Rp 16.991.000
Total Biaya
Biaya Investasi + Biaya Operasional Rp 44.051.000
 Pendapatan
Pendapatan = Jumlah induk betina x benih yang diperoleh per induk betina x musim panen x daya hidup x harga jual benih.
=50 x 400 x 4 x 85% x Rp 1200
= Rp 81.600.000
 Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
= Rp 81.600.000 – Rp 44.051.000
= Rp 37.549.000
Keuntungan per bulan adalah Rp 37.549.000 : 12 = Rp 3.129.083,33
 Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Pendapatan : Total Biaya
= Rp 81.600.000 : Rp 44.051.000
= 1.85
Artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan, pembenih akan mendapat penerimaan Rp 1,85
 Break event point (BEP) Volume Produksi
BEP = Total Biaya : Harga Jual Benih
= RP 44.051.000 : Rp 1200
= 36.709,17
Artinya, titik impas usaha di peroleh ketika produksi benih lobster yang dihasilkan dalam 1 tahun minimum sebanyak 36.709,17 ekor.
B. Usaha Pembesaran Lobster
Asumsi yang digunakan adalah usaha dilakukan dalam skala besar. Asumsi lainnya yang berkaitan dengan angka dalam menghitung biaya dan pendapatan usaha pembenihan lobster air tawar adalah sebagai berikut.
1. Lama pengusahaan 1 tahun dengan 2 kali panen.
2. Tenaga kerja 1 orang didatangkan dari luar.
3. Kolam pembesaran dengan sistem sewa. Biaya sewa untuk kolam seluas 100m2 adalah Rp720.000 sampai Rp 1.200.000 per tahun.
4. Harga beli benih 2 inci Rp 2.200 per ekor setiap kolam butuh 1000 ekor per 1 kali musim tanam benih.
5. Pakan 50% menggunaka pelet lobster dan 50% menggunakan keong mas ( dianggap gratis ).
6. Tingkat kematian benih 25% (SR 75%).
7. Harga jual lobster untuk konsumsi Rp 150.000 per kilogram.
8. Biaya investasi adalah pinjaman dari bank dengan bunga 18%.

 Biaya Investasi
1. Renovasi kolam @ Rp 200.000 (10 buah) Rp 2.000.000
2. Karung tempat sembunyi @ Rp 500 (200 buah per kolam) x 10 kolam Rp 1.000.000
3. Kawat ram 3 m2 Rp 50.000
Total Rp 3.050.000
 Biaya Operasional
1. Sewa 10 kolam selama 1 tahun Rp 12.000.000
2. Benih selama 1 tahun untuk 10 kolam Rp 44.000.000
3. Bunga bank 18% dari total biaya investasi Rp 549.000
4. Pakan lobster untuk 1 tahun Rp 40.000.000
5. Gaji karyawan Rp 10.800.000
6. Biaya lain-lain Rp 500.000
Total Rp 107.849.000
Total biaya
Biaya Investasi + Biaya Operasional Rp 110.899.000

 Pendapatan
Panen lobster = Jumlah lobster x daya tahan x rata-rata berat per ekor
= 20.000 x 75% x 100 gram
= 1.500.000 gram ( 1500 kg )
Pendapatan = 1500 kg x harga jual
= 1500 kg x Rp 150.000
= Rp 225.000.000

 Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
= Rp 225.000.000 – Rp 110.899.000
= Rp 114.101.000
Keuntungan per bulan adalah Rp 114.101.000 : 12 = Rp 9.508.416,67

 Revenue Cost Ratio ( R/C )
R/C = Pendapatan : Total Biaya
= Rp 225.000.000 : Rp 110.899.000
= 2,03
Artinya, setiap Rp 1 yang dikeluarkan pembenih akan mendapat penerimaan Rp 2,03.


 Break Event Point ( BEP ) Volume Produksi
BEP = Total Biaya : Harga jual Benih
= Rp 110.899.000 : Rp 150.000
= 739,33
Artinya, titik impas usaha diperoleh ketika produksi benih lobster yang dihasilkan dalam 1 tahun minimum mencapai 739,33 kilogram.


Marketing Plan
a. Segmentasi Pasar
Produk : Produk yang akan di jual adalah lobster ukuran konsumsi 10 ekor/kg dan bibit lobster air tawar siap tebar dengan ukuran 2 inchi.
Situasi Pasar :
Harga selangit, selama lobster air tawar menjadi produk konsumsi, pasti ada pasar yang akan menampungya. Booming lobster air tawar tidak seperti jangkrik atau cacing yang hanya sementara dan menemui titik jenuhnya karena tidak jelas konsumen akhirnya (end user). Prospek bisnis lobster air tawar diperkirakan seperti ikan mas, lele dan gurami. Walaupun jumlah pembudidaya sudah banyak, selama masih ada niatan manusia untuk mengkonsumsinya, permintaan lobster akan selalu ada.
Saat ini, harga lobster untuk pasar local masih sangat tinggi. Hal ini sangat wajar karena jumlah penawaran lebih sedikit dari jumalh permintaan. Namun seiring dengan semakin banyaknya pembudidaya lobster air tawar, bukan tidak mungkin harga lobster air tawar bisa lebih terjangkau berapa tahun kedepan. Dengan demikian alobster air tawar akan mudah dijumpai di supermarket, café, dan restoran seafood. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jika warung tenda di pinggir jalan bakal menyajikan menu masakan dari lobster air tawar.
• Nilai jual lobster ukuran konsumsi
Ditingkat konsumen akhir, seperti pembeli eceran, rumah tangga, dan restoran, lobster untuk konsumsi dihargai Rp 150.000 sampai Rp 225.000 per kg. Ditingkat pengumpul harga bisa lebih rendah tergantung pada biaya transportasi. Misalnya, di Bali harga lobster konsumsi dari tingkat pembesar ke konsumen akhir kurang lebih mencapai Rp 190.000 per kg. Selain pasar domestic, nilai jual lobster air tawar untuk pasar ekspor juga cukup menggiurkan. Seorang narasumber pernah diminta seorang teman eksportir untuk menyediakan lobster konsumsi sebanyak 4-8 ton untuk satu kali pengiriman ke Taiwan. Eksportir itu menawarkan harga Rp 220.000 per kg nya. Padahal jika untuk pasar local, harga itu sama dengan harga konsumen akhir. Namun akibat keterbatasan pasokan, jarang petani lobster yang mampu memenuhi jumlah yang sangat besar tersebut. Saat ini para petani pembesar lebih memilih untuk memenuhi pasar local. Kebutuhan lobster air tawar untuk memenuhi pasar Jakarta saja diperkirakan mencapai 2-3juta ton per bulan, sedangkan kebutuhan nasional bisa 6-8 juta ton per bulan dengan restoran sebagai penyerap utamanya. Anggap saja 5% dari 220juta penduduk Indonesia mengkonsumsi lobster air tawar. Betapa menjanjikannya pasar untuk bisnis lobster air tawar ini.
• Nilai Jual Benih Lobster
Selain lobster air tawar siap konsumsi, harga benih yang siap dibesarkan juga memiliki harga yang tidak kalah tinggi. Benih lobster air tawar siap dibesarkan dengan ukuran 2 inci (5cm) atau berumur 2 bulan harganya Rp 2.200 per ekor. Di Jawa Timur, harga benih di tingkat penampung mencapai Rp 2.000 per ekor. Sementara itu, untuk harga indukan juga menggiurkan. 1 set indukan yang terdiri atas 5 betina dan 3 jantan harga nya mencapai Rp 350.000 sampai Rp 750.000.
b. Strategi Pemasaran
Saat ini lobster masih dianggap sebagai makanan istimewa karena harganya masih tergolong tinggi. Umumnya, pemasaran lobster air tawar dilakukan menggunakan sistem kemitraan. Masih terbatasnya produsen, menyebabkan para produsen itu harus saling bersatu mengumpulkan lobster dalam jumlah banyak hanya untuk memasok 1 pihak. Penyerap utama produk lobster konsumsi untuk saat ini adalah restoran. Karena itu, pembudidaya lobster sebenarnya bisa langsung memasarkan produksinya ke restoran di kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, Surabaya, Bali, dan Yogyakarta. Selain memasarkan langsung ke Restoran, Para pembudidaya lobster juga bisa memasarkannya ke hotel dan pasar swalayan. Namun factor yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan kontinuitas. Sebenarnya, jika lobster yang dihasilkan masih belum banyak, pembudidaya dapat menjual atau menyetorkan ke pengepul. Pengepul inilah yang akan menyuplai pasar secar kontinyu. Namun, jika produksi masih terbatas, tentunya sulit memenuhi permintaan konsumen untuk menyuplai lobster dalam jumlah tertentu secara kontinyu.
Selain itu, pembudidaya juga bisa memasarkan lobsternya keluar negeri (ekspor). Pasar ini masih terbuka lebar tetapi belum digarap karena kemampuan suplai para pembudidaya lobster di Indonesia masih sangat rendah. Eksportir biasanya meminta dalam jumlah besar dan kontinyu. Para eksportir rata-rata meminta minimal 1 konteiner (15 ton) untuk sekali pengiriman.
c. Sarana Pemasaran
Lobster air tawar yang sudah dipanen jika akan dijual ke konsumen diluar kota atau bahkan di ekspor ke luar negeri harus dikemas dengan baik. Tujuannya agar kualitas lobster bisa dipertahankan dengan baik. Standart Internasional menyebutkan wadah pengangkutan ikan atau udang hidup melalui pesawat udara adalah styrofoam berukuran 75x42x32 cm dengan volume minimum 17 kilogram, tidak bocor dan tertutup rapi. Pengemasan bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni pengemasan kering dan pengemasan basah (dalam air). Pengemasan kering dilakukan dengan cara meletakan lobster diatas media yang bisa member kelembaban, seperti kapas filter dan busa. Untuk pengemasan kering, suhu udara juga harus rendah atau dingin. Caranya dengan meletakan es batu dalam kotak styrofoam ketika melakukan pengiriman. Sementara itu pengemasan basah dilakukan dengan cara memasukan lobster ke dalam satu kantong plastic yang dilapisi lagi dengan 2-3 plastik sejenis dengan tujuan agar tahan ketika dicapit lobster. Plastik ini seperempat nya diisi air dan tigaperempat bagian nya diisi oksigen murni. Untuk plastic yang lebarnya 50-60 cm bisa diisi ukuran 2 inci sebanyak 100-200 ekor. Kekurangan pengemasan basah adalah dalam 1 kali pengiriman hanya bisa menampung jumlah yang relative sedikit karena lobster hanya bisa diisikan dedasar plastic. Lain halnya dengan pengemasan kering yang dalam 1 styrofoam dapat diisi lobster dengan kapasitas 5x lebih banyak daripada pengemasan basah. Saat ini pengemasan basah hanya digunakan untuk mengirim lobster yang sedang bertelur karena telur atau embrio harus selalu dalam kondisi basah. Embrio lobster air tawar sangat sensitive butuh air yang banya, dan belum bisa menghirup oksigen dari udara.Sementara itu pengemasan kering digunakan untuk lobster tanpa telur, baik konsumsi maupun indukan. Cara ini menghemat ruang sehingga bisa menghemat biaya angkut.

Production Plan
• Pembenihan
Pembenihan merupakan uasah untuk mendapatkan benih atau anakan. Keberhasilan pembenihan ditandai dengan diperolehnya lobster dalam jumlah banyak, berkualitas baik dan tingkat kematiannya rendah. Pembenihan dapat dilakukan baik dalam skala kecil maupun besar tergantung pada jumlah indukan yang dikawinkan dan luas lahan yang digunakan.
1. Membedakan jantan dan betina
Sebelum melakukan pembenihan, pembudidaya lobster harus dapat mengetahui terlebih dulu perbedaan antara lobster jantan dan betina. Cara yang paling mudah adalah menggunakan teknik visual dengan melihat bentuk kelamin yang terletak di bagian bawah tubuhnya. Lobster jantan memiliki penis berupa 2 daging menonjol pada pangkal kaki pertama dari bawah (ekor) sedangkan lobster betina tidak tampak tonjolan (penis) di bagian yang sama. Ciri lobster betina adalah terdapat lubang pada pangkal kaki ketiga dari bawah (ekor) dan tidak terdapat kulit keras menutupi lubang tersebut. Lubang tersebut adalah kelamin lobster betina dan tempat mengeluarkan telurnya.
2. Memilih indukan
Berikut beberapa tips memilih calon indukan yang berkualitas:
 Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat diantara lobster-lobsteryang lain.
 Beli indukan di tempat penjual indukan yang telah bersertifikat.
 Perhatikan kelaminnya, jangan pilih lobster yang banci karena memiliki kelamin ganda sehingga tidak mampu menghasilkan anakan.
 Pilih lobster yang badannya gemuk.
 Kawinkan lobster, minimal ketika berukuran diatas 5inci (12,5 cm) atau berumur 6 bulan.
 Calon indukan berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster jantan dan betina ketika mereka berukuran 2 inci (5cm). Tujuannya, agar ketika lobster mencapai ukuran 4 inci (10cm), lobster yang sudah matang tersebut tidak melakukan perkawinan dini.
 Perlu juga diketahui asal usul lobster atau keluarganya, pilih jenis lobster yang murni dari spesies tertentu untuk memastikan pertumbuhan anakan lobster lebih baik. Biasanya, lobster yang digunakan untuk pembesaran konsumsi berasal dari Australia khususnya bearsal dari “Walkamin Research Station” Australia. Yang merupakan lembaga riset yang sudah meneliti dan terbukti dapat menghasilkan lobster-lobster unggulan.
3. Mengawinkan Lobster
Dilakukan dengan menggabungkan indukan jantan dan betina lobster menjadi satu dalam suatu media kolam atau akuarium. Akuarium yang digunakan berukuran 1x 0,5 meter dengan tinggi 25 cm. Kedalam akuarium tersebut bisa dimasukan sekitar 5 lobster betina dan 3 lobster jantan. Karena lobster betina pada umumnya dominan dalam memilih pasangan yang cocok sehingga jika hanya ada 1 ekor lobster jantan dalam akuarium, kemungkinan kelima lobster betina untuk kawin dan bertelur semua menjadi lebih kecil.
4. Pemindahan Induk, Pengeraman, dan Penetasan Telur
Lobster betina yang sedang bertelur akan memeluk erat telurnya karena telur itu belum menempel dengan baik di kaki renangnya. Jika lipatan ekornya terbuka, dikawatirkan telur akan rontok dari ekornya tersebut. Proses pemindahan induk bisa dilakukan pada saat telur sudah berumur 2 – 3 minggu karena telur sudah dapat menenpel dengan baik di kaki renang induknya. Proses pengeraman telur berlangsung selama 5 minggu, pada minggu ke 5 itu embrio mulai lepas 1 per 1 dari induknya untuk mencari makanan sendiri. Setelah semua anakan terlepas induk betina dipindahkan ke akuarium lain untuk istirahat selama 2 sampai 4 minggu agar berganti kulit.
5. Memelihara Benih
Setelah menetas anakan lobster tidak cocok diberi makanan dari jenis daging sayuran dan umbi-umbian. Agar lebih praktis anakan lobster diberi pakan pellet khusus, karena pellet khusus ini memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga bisa memacu pertumbuhan anakan dengan baik. Pemberian pakan dilakukan 2x sehari pada pagi dan sore hari.
6. Kematian Benih
Kematian benih akibat serangan hama dan penyakit sangat jarang. Biasanya, dalam satu kelompok anakan sekitar 10% akan mati akibat tidak mampu beradaptasi. Kematian ini terjadi karena secara genetic anakan itu memang lemah, atau kematian dipicu oleh kegagalan dalam pergantian kulit yang pertama kali. Kematian juga bisa disebabkan oleh pencemaran air.
7. Panen Benih
Setelah benih berukuran 2 inci (5cm) atau berumur 2 bulan sejak lepas dari induknya anakan bisa dipanen dan dijual sebagai bibit untuk pembesaran. Panen dilakukan dengan menggunakan serokan, sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam hari, karena pada waktu tersebut suhu tergolong rendah sehingga benih tidak lemas akibat kepanasan.
• Pembesaran
Pembesaran lobster air tawar bertujuan untuk mendapatkan lobster dewasa yang siap konsumsi dan untuk mendapatkan indukan. Dibutuhkan waktu 6 sampai 7 bulan untuk mencapai tujuan tersebut. Benih untuk pembesaran bisa diperoleh dari kolam pembenihan sendiri atau membeli ke pedagang benih.
1. Menebarkan benih
Sebelum benih dimasukan atau ditebarkan, siapkan wadah untuk pembesaran, bisa berupa kolam semen, bak fiber, atau kolam tanah. Intinya, wadah tersebut bisa menampung air dan tidak mudah rusak oleh lobster. Ukuran kolam yang digunakan untuk penebaran benih 10x10 meter dengan tinggi 30 sampai 40 cm, kolam tersebut akan diisi 1000 ekor benih.
2. Pencegahan hama dan penyakit
Meskipun lobster air tawar termasuk tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tetapi kewaspadaan tetap saja diperlukan. Karena penyakit yang sebelumnya menyerang ikan air tawar sekarang juga ikut menyerang lobster air tawar. Beberapa penyakit yang sering menyerang lobster dan menyebabakan kematian adalah sebagai berikut:
 Saprolegnia dan achyla
Kedua pathogen ini menyerang jaringan luar lobster yang luka dan menyerang telurnya. Cara mengatasinya adalah dengan merendam lobster yang terinfeksi kedalam Malachite Green 2-3 ppm selama 30-60 menit.
 Cacing jangkar
Cacing lernea cyprinacea dan lernea carasii menembus jaringan tubuh dengan kaitnya yang menyerupai jangkar. Menyeranga pada bagian insang lobster sehingga lobster kekurangan darah, kehilangan bobot tubuh dan kemudian mati. Hal ini dapat diatasi dengan merndam lobster kedalam larutan garam selama 10-20 menit.
 Argulus Foliacianeus
Serangan predator argulus pada lobster ditandai dengan adanya bintik merah pada tubuh. Racun argulus ini menyebabkan kematian pada lobster akibat anemia dan kehilangan banyak darah. Penyakit ini bisa diatasi dengan merendam lobster dalam 1 ml Lysol yang dilarutkan dalam 5 l air selama 15 sampai 60 detik. Setelah itu rendam lobster kedalam sodium permanganate sebanyak 1gram yang dilarutkan dalam 100 l air selama 1 ½ jam. Pemberian Neguvon, Masoten, dan Lindane boleh dilakukan jika serangan telah mencapai stadium puncak karena ketiganya bersifat racun yang justru bisa membahayakan lobster.
3. Pemanenan
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada malam hari. Karena, jika pemanenan dilakukan pada siang hari panas matahari yang langsung mengenai lobster dan berlangsung dalam waktu yang lama saat kolam surut dapat mnyebabkan lobster mati. Pemanenan dilakukan dengan 2 cara.
 Pemanenan manual
Pada umumnya dilakukan dengan cara membuat parit atau got air di tengah kolam sehingga ketika kolam dikuras air hanya tersisa di parit itu dan lobster mudah ditangkap. Tehnik ini memoliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Tenaga kerja yang banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga besar.
2. Resiko kematian semakin besar karena saat penangkapan lobster di kolam, lobster akan bercampur dengan lumpur tentunya lobster akan sulit bernapas karena tertutup oleh lumpur yang mengering.
3. Kemungkinan lobster yang dipanen akan cacat atau mati karena terinjak oleh orang yang memanen karena banyak lobster yang bersembuyi diantara lumpur.
4. Karena dilakukan pada malam hari dibutuhkan penerangan tambahan untuk menangkap lobster. Selain itu peluang lobster terlepas atau kabur tidak tertangkap semakin besar.
 Teknik pemanenan flow trap
Teknik ini bisa diartikan sebagai teknik memanfaatkan arus air untuk menjebak lobster. Teknik ini dilakukan dengan cara mengucurkan air kekotak yang dapat terbuat dari plastic, bak fiber atau kayu yang dilapisi plastic dan sterofoam. Setelah air di dalam kotak penuh, otomatis air akan keluar melalui tanjakan tersebut dan masuk ke dalam kolam. Dengan sendirinya lobster akan mengikuti arah aliran air lalu masuk dan berdiam di dalam kotak. Beberapa keunggulan teknik flow trap dibandingkan dengan teknik pemanenan secara manual :
1. Lebih praktis, karena hanya menunggu lobster dari kolam masuk menuju ke dalam kotak. Lobster yang didapat juga lebih bersih karena secara otomatis tercuci oleh air bersih yang mengalir dari dalam kotak.
2. Resiko kematian lebih kecil. Lobster tidak stress karena terus mendapatkan air bersih yang mengandung banyak oksigen.
3. Biaya panen lebih murah kerena membutuhkan sedikit tenaga kerja.





A. Menentukan lokasi budidaya
Salah satu penentuan keberhasilan budidaya lobster air tawar adalah ketepatan dalam pemilihan lokasi usaha. Lokasi usaha budidaya lobster air tawar dikatakan tepat jika telah memenuhi pertimbangan beberapa aspek:
1. Ditinjau dari aspek social, usaha budidaya lobster air tawar harus bisa menggunakan sumber daya yang tedapat disekitar lokasi secara optimal. Sumber daya tersebut tidak hanya sumber daya alam tetapi juga sumber daya manusia.
2. Ditinjau dari aspek ekonomi, hal terpenting yang perlu dipertimbangkan adalah kedekatan jarak lokasi usaha budidaya dengan pasar, tersedianya sarana jalan dan transportasi yang baik dan dekat dengan tempat penjaulan sarana dan prasarana budidaya.
3. Dari aspek teknis, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut
• Memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal teknis budidaya.
• Lokasi harus berdekatan dengan sumber air agar pasokan air bersih terjamin.
• Lokasi tidak termasuk kawasan industry yang padat, mengingat keberadaan industri berpotensi menimbulkan pencemaran air.
Kota Klaten merupakan tempat yang strategis, karena terletak diantara dua kota besar yaitu Yogyakarta dan Solo sehingga memungkinkan untuk aksesibilitas kepada konsumen, pemasok dan distributor yang lebih baik juga.
B. Wadah pemeliharaan
1. Akuarium
2. Kolam Semen
3. Bak Fiber
4. Kolam Tanah
5. Kolam Tanah Sisi Plastik
Bahan baku yang di butuhkan terdiri dari bahan bangunan untuk pembuatan kolam, bisa didapatkan daritokobesi terdekat. Pakan pellet dan pakan alami juga dapat di temukan di toko pakan terdekat.
C. Peralatan
Alat yang di butuhkan dalam budidaya lobster antara lain :
1. Jaring penangkap lobster ukuran 40x30 cm sebanyak 5 buah.
2. Tempat persembunyian: pipa pralon ukuran 0,5 inchi dan 2 inchi dan roster 10 buah per kolam
3. Aerator hi-blow sebanyak 1 buah
4. Pompa air 1 buah
5. Peralatan pendukung (pH meter, thermometer, salinitas meter, selang)
6. Sarana penerangan (lampu, kabel, dan lain-lain)

4 komentar:

  1. mau nanya. . .
    berapa lama kira² si lobster bertahan di air tanpa blower dan berapa lama juga lobster tahan (di darat) tanpa air. . .?

    BalasHapus
  2. mas saya baru saja memulai usaha lobster air tawar mengajak teman2 juga sebagai mitra, pemasaran yang kami pilih sekarang masih sebatas pemasaran bibit dan mengajak beberapa mitra agar mau memelihara lobster, untuk saran pemasaran yang lain kami kesulitan mas mohon bantuannya untuk daerah klaten dan sekitarnya baiknya pemasaran lobster kami di pasarkan dimana mengingat produksi yang kami hasilkan masih dalam jumlah kecil. terimakasih..

    BalasHapus
  3. JUAL LOBSTER AIR TAWAR (Crayfish/Crawfish) konsumsi terima di Bali.
    LIFE size :
    40/70 gr = Rp 150.000
    70/100 gr = Rp 160.000
    100/130 gr = Rp 170.000
    FRESH / FROZEN size :
    40/70 gr = Rp 140.000
    70/100 gr = Rp 150.000
    100/130 gr = Rp 160.000
    Hub : PT JBL Jakarta 082310582889

    BalasHapus
  4. JUAL LOBSTER AIR TAWAR (Crayfish/Crawfish) konsumsi terima di Bali.
    LIFE size :
    40/70 gr = Rp 150.000
    70/100 gr = Rp 160.000
    100/130 gr = Rp 170.000
    FRESH / FROZEN size :
    40/70 gr = Rp 140.000
    70/100 gr = Rp 150.000
    100/130 gr = Rp 160.000
    Hub : PT JBL Jakarta 082310582889

    BalasHapus